Menu

Dark Mode
Tanya Kami, Jawab Diri Kalian: Untuk Redaksi24.co.id dan Presma STIE PPI, Ada Apa Sebenarnya? Ketahanan Pangan Diumbar, Atap Bocor Dibiarkan: Dua Wajah Pemerintahan di Kresek Jawaban Mantv7.id Atas Pemberitaan Redaksi24.co.id Dengan Judul Yang Cukup Provokatif Dari Kantor yang Dingin Ber-AC, Mereka Biarkan Ibu Ami Tidur di Rumah Bocor Panggung Stunting Penuh Pujian, Satu Rumah Bocor Tak Tersentuh: Kelalaian yang Tak Bisa Diabaikan Pentas Seni dan Istifalan PAUD KB Ash-Shafa: Langkah Kecil yang Menggetarkan Langit Harapan

News

Tanya Kami, Jawab Diri Kalian: Untuk Redaksi24.co.id dan Presma STIE PPI, Ada Apa Sebenarnya?

badge-check


					Foto gambar Nama Mantv7.id disebut dalam pemberitaan Redaksi24.co.id tertanggal 21 Juni 2025 dengan judul yang cukup provokatif: “Presma STIE PPI Kecam Fitnah Keji Media Mantv7 kepada Kampus Perbesar

Foto gambar Nama Mantv7.id disebut dalam pemberitaan Redaksi24.co.id tertanggal 21 Juni 2025 dengan judul yang cukup provokatif: “Presma STIE PPI Kecam Fitnah Keji Media Mantv7 kepada Kampus". (Foto: Mantv7.id)

Mantv7.id | Kabupaten Tangerang — Ribut-ribut soal pemberitaan media, jadi makin ramai. Tapi publik belum benar-benar tahu duduk persoalannya. Karena itu, kami dari tim hukum dan pihak yang ikut mendampingi korban ingin bertanya terbuka. Kepada siapa? Kepada Redaksi24.co.id dan Presiden Mahasiswa STIE PPI Tangerang, M. Arifin. Pertanyaannya sederhana: ada apa sebenarnya? Masalah ini bermula dari pemberitaan media Mantv7.id yang mengangkat dugaan kasus pemerkosaan terhadap anak di bawah umur. Bukan main, kasusnya menyangkut anak dari pemilik kampus ternama. Tapi alih-alih fokus pada substansi, yang muncul malah reaksi keras dari Presma. Ia menyebut pemberitaan itu sebagai fitnah keji. Tanpa klarifikasi. Tanpa konfirmasi. Langsung tuding.

Kolase foto berita Redaksi24.co.id yang menyudutkan media Mantv7.id tanpa dasar. (Foto: Mantv7.id)

Donny Putra T., S.H., dari Law Firm Hefi Sanjaya and Partners, menjelaskan soal nama Kapolresta yang katanya dimanipulasi. Menurutnya, itu murni salah ketik. Harusnya ditulis Kombes Pol. Baktiar Joko Mujiono, tapi yang tertulis Kombes Arief Fajar Satria. Sudah dikoreksi. Sudah minta maaf. “Itu bukan niat bohong, apalagi fitnah. Kok malah digoreng ke mana-mana?” katanya.

Logo Hefi Sanjaya & Partners. (Foto:Mantv7.id)

Bahkan wartawan yang bersangkutan, Oim, sudah menyampaikan maaf terbuka di grup Wa Mitra Pers Tangerang Satu. Tapi tetap saja, yang dibangun adalah narasi bahwa Mantv7 memfitnah dan memanipulasi. Maka muncul pertanyaan: apa benar kalian membela etika, atau sedang menjaga sesuatu yang lain?

Kolase SS chat group WA Mitra Pers Tangerang Satu, pemintaan maaf terbuka Oim wartawan Mantv7.id (Foto: Mantv7.id)

Dari YLPK PERARI, lembaga yang menaungi Mantv7.id, juga angkat bicara. “Kami heran, kenapa berita yang jelas tidak menyebut nama pelaku, foto pelaku, bahkan nama kampus, justru disebut menyudutkan kampus? Padahal media lain terang-terangan memuat semua identitas itu, tapi tidak disentuh sedikit pun,” ujar Kabid Humas YLPK PERARI, Siarruddin.

Gambar logo YLPK PERARI (Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Perjuangan Anak Negeri). (Foto: Mantv7.id)

Dalam kajian mereka, berita Redaksi24.co.id itu melanggar banyak hal. Judulnya emosional, isinya sepihak, tidak cover both sides, dan tidak memenuhi prinsip 5W+1H. Jelas-jelas ini keluar dari kaidah penulisan berita yang baik. “Kalau mau lapor, seharusnya yang dilaporkan itu media yang vulgar menyebut nama kampus, bukan yang justru berhati-hati,” lanjutnya.

Zaenal Arifin, S.H., M.H., dari Law Firm Zaenal and Partners, kuasa hukum Media Mantv7.id menilai pemberitaan Redaksi24 punya potensi besar masuk ke ranah hukum. “Itu sudah bukan kritik, tapi tuduhan terbuka tanpa dasar. Berita seperti itu bisa jadi pelanggaran kode etik, bahkan bisa masuk unsur pidana,” ucapnya.

Sementara itu, Ustad Ahmad Rustam, aktivis sosial dan tokoh kerohanian, memberi pesan singkat namun dalam. “Kalau kamu menutupi kebenaran hanya karena loyal pada institusi, maka kamu sedang membunuh nilai-nilai keadilan. Jangan jadikan media alat perlindungan, apalagi untuk menutupi aib. Dalam Islam, menyuarakan kebenaran itu bagian dari amar ma’ruf.”

Pertanyaan lainnya datang dari Ryan Hidayat, Kepala Perwakilan Mantv7.id wilayah Banten. “Kenapa kalian hanya sorot kami? Padahal kami tidak pernah tayangkan foto pelaku, tidak sebut nama kampus. Tapi justru kami yang dituding keji. Ada apa ini? Kok rasanya tidak adil?”

Ryan juga menyayangkan sikap diam mereka terhadap media lain yang lebih frontal. “Kenapa tidak ada yang keberatan saat media lain menyebut semua identitas secara gamblang? Apa karena media itu tidak sedang mengganggu zona nyaman kalian?”

Menariknya, Marsugianto, S.H., dari Law Firm SM And Partners kuasa hukum korban, justru membela Mantv7.id. “Mereka ini bukan menyebar fitnah. Mereka menyuarakan jeritan korban yang butuh perlindungan. Ini bagian dari kontrol sosial. Jangan dibungkam,” katanya.

Kini, masyarakat bingung: apakah ini reaksi emosional, atau ada kepentingan di balik upaya membungkam media? Kalau memang ada yang salah, ayo buktikan di ruang klarifikasi. Tapi jika pemberitaan sudah diperbaiki, permintaan maaf disampaikan, lalu masih juga dipermasalahkan, apa sebenarnya yang ingin disembunyikan?

Rilisan ini bukan untuk menyerang. Tapi kami rasa, sudah waktunya bertanya. Dan kami bertanya baik-baik. Kepada Redaksi24.co.id dan Presma STIE PPI Tangerang, bisakah kalian menjawab: apa sebenarnya tujuan kalian membentuk narasi seperti itu kepada Mantv7.id?

Berita ini merupakan bentuk pertanyaan terbuka dan kontrol sosial. Redaksi Mantv7.id membuka ruang hak jawab bagi pihak Redaksi24.co.id dan STIE PPI Tangerang untuk menanggapi secara proporsional.

Kalau ini soal keadilan, mari sama-sama buktikan di ruang terbuka. Tapi kalau ini cuma karena kami mengungkap hal yang menyakitkan, tolong jangan dibungkus dengan kata “fitnah”.

Tim Redaksi | Mantv7.id – Untuk keadilan, bukan kekuasaan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Ketahanan Pangan Diumbar, Atap Bocor Dibiarkan: Dua Wajah Pemerintahan di Kresek

24 June 2025 - 13:01 WIB

Ilustrasi gambar Ketahanan Pangan Diumbar, Rumah Tidak Layak Huni Diabaikan, Atap Bocor Dibiarkan. (Foto: Mantv7.id).

Jawaban Mantv7.id Atas Pemberitaan Redaksi24.co.id Dengan Judul Yang Cukup Provokatif

24 June 2025 - 11:26 WIB

Dari Kantor yang Dingin Ber-AC, Mereka Biarkan Ibu Ami Tidur di Rumah Bocor

24 June 2025 - 07:26 WIB

Panggung Stunting Penuh Pujian, Satu Rumah Bocor Tak Tersentuh: Kelalaian yang Tak Bisa Diabaikan

24 June 2025 - 07:15 WIB

Pentas Seni dan Istifalan PAUD KB Ash-Shafa: Langkah Kecil yang Menggetarkan Langit Harapan

22 June 2025 - 11:25 WIB

Trending on Daerah