Mantv7.id | Tangerang – Suasana mendadak mencekam di pabrik PT MBN Matra Berdikari Nusantara, Jumat pagi, 4 Juli 2025. Sekitar pukul 10.00 WIB, aktivitas kerja terhenti ketika sejumlah karyawan tiba-tiba kehilangan kesadaran secara bersamaan di dalam area produksi. Pabrik yang terletak di Kampung Ciakar RT 03 RW 04, Desa Cileles, Kecamatan Tigaraksa, itu menjadi pusat perhatian setelah muncul laporan bahwa banyak pekerja, mayoritas perempuan, mengalami kondisi yang tidak biasa di waktu bersamaan.
Seorang karyawan yang berada di lokasi saat kejadian mengatakan kepada redaksi bahwa peristiwa itu terjadi tanpa tanda-tanda. “Tiba-tiba ada yang nangis, teriak-teriak. Terus nyusul yang lain. Kami semua panik, ada yang langsung keluar ruangan,” ujarnya singkat.
Perusahaan disebut langsung menghentikan sementara aktivitas produksi, dan beberapa karyawan yang terdampak dievakuasi ke area terbuka. Belum diketahui pasti jumlah total karyawan yang terdampak, namun sumber menyebut sebagian besar berasal dari lini kerja produksi.
Hingga siang hari, belum ada keterangan resmi dari pihak manajemen PT MBN terkait insiden ini. Redaksi Mantv7.id akan mengirimkan permintaan klarifikasi dan saat ini masih menunggu tanggapan resmi.
Kondisi ini juga menjadi perhatian sejumlah pihak. Berdasarkan terminologi medis, kejadian semacam ini dikenal dengan istilah Mass Psychogenic Illness (MPI) atau gangguan psikogenik massal, yaitu gejala fisik atau emosional yang muncul bersamaan pada sekelompok orang, tanpa sebab medis yang jelas. Biasanya dipicu oleh faktor lingkungan, stres, atau kelelahan kolektif.
Gejala seperti menangis, gemetar, pingsan, atau histeria bisa menyebar secara spontan di antara kelompok yang memiliki interaksi erat di ruang tertutup seperti pabrik. MPI bukan hal baru dalam dunia kerja, namun penanganannya memerlukan pendekatan medis dan psikologis yang tepat.
Redaksi juga akan menghubungi Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang untuk meminta informasi dan langkah pengawasan yang akan diambil. Pemerintah setempat diharapkan turut mengawasi perkembangan situasi agar tidak meluas.

Logo YLPK PERARI (Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Perjuangan Anak Negeri) Tidak akan ada perdamaian tanpa adanya keadilan. (Foto: Mantv7.id)
Kabid Humas YLPK PERARI, Siarruddin, menyatakan lembaganya akan memantau penanganan kasus ini. “Kami buka ruang aduan untuk karyawan atau keluarga, terutama bila ada dugaan kelalaian dalam pemenuhan hak-hak dasar tenaga kerja,” ujarnya.
Menurut Siarruddin, setiap insiden yang melibatkan keselamatan dan kesehatan karyawan harus menjadi perhatian serius. “Kami berharap Disnaker turun langsung dan melakukan investigasi faktual. Jangan tunggu ada korban lebih jauh,” tambahnya.

Foto Kabid Humas DPP YLPK PERARI, Siarruddin. (Foto: Mantv.id)
Mantv7.id berkomitmen untuk menyampaikan informasi yang faktual, berimbang, dan terverifikasi. Redaksi akan terus mengikuti perkembangan dan menyampaikan pembaruan dari pihak perusahaan maupun instansi resmi.
Masyarakat diminta tetap tenang dan tidak menyebarkan informasi yang belum jelas sumbernya. Segala perkembangan akan disampaikan melalui kanal resmi dan sesuai dengan prinsip kerja jurnalistik yang bertanggung jawab.
REDAKSI | Mantv7.id