Menu

Dark Mode
Bupati dan Wabup Sibuk Hadiri Acara, Sementara Proyek Beton Amburadul di Kabupaten Tangerang RUU KUHAP Disepakati Tambahkan Pasal Impunitas Advokat, DPR Tegaskan Lindungi Pembela Hukum Klontongan Hukum dan Buzzer Keadilan: Ketika Negara Dibisniskan Lewat Opini Palsu Petani di Pringsewu Dikeroyok di Jalan Umum, Kuasa Hukum Desak Polisi Tangkap Pelaku Sugani Ditangkap, Perjuangan 6 Bulan YLPK PERARI Berbuah Hasil: Terima Kasih Jajaran Polresta Kabupaten Tangerang Betonisasi Busuk di Kabupaten Tangerang: Dari Bukit Gading ke Vila Balaraja, Proyek Siluman Menari di Atas Pajak Rakyat

Uncategorized

Degradasi Moral Muslimah di Era Digital: Tantangan Akhlak di Tengah Kemajuan Zaman

badge-check


					Kolase foto.yang sudah kami blurkan tentang fenomena perubahan gaya hidup wanita muslimah di era digital kian menuai sorotan. Seiring pesatnya kemajuan teknologi informasi dan derasnya arus media sosial, muncul dugaan maraknya aksi yang dinilai bertentangan dengan nilai-nilai Islam, khususnya dalam hal menjaga aurat dan kehormatan diri. (Foto: IST. Mantv7.id) Perbesar

Kolase foto.yang sudah kami blurkan tentang fenomena perubahan gaya hidup wanita muslimah di era digital kian menuai sorotan. Seiring pesatnya kemajuan teknologi informasi dan derasnya arus media sosial, muncul dugaan maraknya aksi yang dinilai bertentangan dengan nilai-nilai Islam, khususnya dalam hal menjaga aurat dan kehormatan diri. (Foto: IST. Mantv7.id)

Mantv7.id – Tangerang | Fenomena perubahan gaya hidup wanita muslimah di era digital kian menuai sorotan. Seiring pesatnya kemajuan teknologi informasi dan derasnya arus media sosial, muncul dugaan maraknya aksi yang dinilai bertentangan dengan nilai-nilai Islam, khususnya dalam hal menjaga aurat dan kehormatan diri.

Banyak wanita, khususnya generasi muda, diduga semakin gemar menampilkan sisi sensual di ruang digital. Dari siaran langsung (live) berjam-jam dengan pria asing, unggahan reels dan status bergaya seksi, hingga pakaian minim yang mempertontonkan lekuk tubuh, menjadi pemandangan umum yang mudah diakses publik.

Walau tidak menyasar individu tertentu, dugaan ini merujuk pada fenomena umum di kalangan pengguna media sosial perempuan, termasuk mereka yang berasal dari latar belakang muslim. Banyak dari mereka bahkan menyematkan identitas Islam di bio profil, namun isi kontennya justru menuai pertanyaan dari sisi akhlak dan etika.

Fenomena ini terjadi di berbagai platform digital dari TikTok, Instagram, hingga Facebook. Masyarakat pengguna internet dari tingkat lokal, nasional, bahkan global bisa menyaksikannya secara bebas tanpa batasan umur.

Tren ini meningkat sejak pandemi COVID-19, ketika masyarakat mulai menghabiskan lebih banyak waktu di dunia maya. Hingga kini, perilaku semacam itu justru kian meluas seiring dengan mudahnya akses internet dan minimnya kontrol dari lingkungan sosial.

Karena tindakan mempertontonkan aurat secara terbuka bertentangan dengan nilai-nilai dasar dalam Islam yang mengajarkan rasa malu, kehormatan diri, serta kewajiban menutup aurat. Banyak pihak khawatir, jika dibiarkan, dugaan ini dapat melahirkan generasi yang kehilangan arah moral dan identitas keislaman.

Sayangnya, hingga kini belum terlihat langkah konkret dari lembaga terkait. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Sosial, dan Kementerian Agama belum secara terbuka merespons tren ini. Dugaan lemahnya pengawasan dan pembinaan moral juga menjadi catatan penting.

Tak hanya itu, suara para tokoh agama, ulama, ustaz, dan kiai yang dahulu lantang mengingatkan soal aurat dan akhlak, kini dinilai mulai meredup. Begitu pula dengan ormas-ormas keagamaan yang selama ini vokal terhadap isu-isu moral, justru terkesan abai terhadap tren akhlak digital ini.

Dari tingkat RT, RW, hingga kelurahan dan kecamatan, belum tampak upaya massif yang menyentuh akar persoalan. Padahal, pembinaan masyarakat harus dilakukan dari unit terkecil agar mampu menahan laju degradasi moral.

Aktivis sosial, Buyung, turut menyuarakan keprihatinannya. Ia mengaku sedih melihat fenomena ini dan khawatir akan dampak teknologi yang tidak diberi batas.

“Sekarang semua bisa diakses bebas. Anak SD sampai ibu-ibu, semua bisa jadi konten kreator tanpa filter. Kalau tidak ada kontrol, ini bisa jadi bencana moral yang lebih besar dari krisis ekonomi,” ujarnya.

Kemajuan zaman seharusnya menjadi alat untuk memperkuat nilai, bukan merusaknya. Dunia digital memang membawa banyak manfaat, tapi jika tanpa kontrol dan edukasi akhlak, bisa menjadi bumerang bagi masa depan generasi muslim.

Masyarakat pun diimbau untuk lebih bijak menyikapi perkembangan ini. Khususnya orang tua dan tokoh pendidikan yang memiliki peran strategis dalam membentuk karakter remaja, perlu memperkuat literasi digital berbasis akhlak.

Sementara itu, Ustad Ahmad Rustam, tokoh dari YLPK Perari DPD Banten, mendesak pemerintah untuk bertindak lebih tegas.

“Kalau perlu contoh negara seperti China, yang membuat batasan keras terhadap konten negatif di media sosial. Jangan sampai karena alasan demokrasi, kita justru membiarkan generasi muda tenggelam dalam konten aurat dan maksiat yang dibungkus hiburan,” tegasnya.

Fenomena ini juga mengingatkan semua pihak bahwa pendidikan agama tak cukup hanya di ruang kelas atau masjid. Harus ada integrasi nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam aktivitas bermedia sosial.

Rasa malu, sopan santun, dan adab adalah ciri khas wanita muslimah. Jika nilai-nilai ini luntur demi popularitas, maka bukan hanya harga diri yang tergadai, tapi masa depan umat pun ikut terancam.

Sebagai media yang mengedepankan nilai edukatif dan sosial, Mantv7.id mendorong agar seluruh pemangku kepentingan baik dari unsur pemerintahan, tokoh agama, masyarakat, hingga komunitas digital bekerja sama menyikapi isu ini secara serius.

Akhirnya, perubahan moral masyarakat bukan hanya soal siapa yang salah, tetapi siapa yang mau mulai memperbaiki. Kemajuan teknologi adalah keniscayaan, tapi arah moral generasi tetap bisa dikawal jika semua pihak peduli dan bergerak bersama.

(OIM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Sanitren: Kuburan Anggaran Umat di Tanah Pesantren – Ketika Pemerintah Tak Lagi Punya Muka Menghadap Santri

6 June 2025 - 11:04 WIB

Skandal Berlapis di Kabupaten Tangerang: Saatnya Bupati dan Wabup Turun Gunung, Buktikan Janji Bukan Sekadar Narasi

5 June 2025 - 13:07 WIB

Sanitren Mangkrak: Bupati, Perkim, Kesra, Bappeda, Inspektorat – Rakyat Menunggu Pertanggungjawaban, Bukan Alasan

3 June 2025 - 06:15 WIB

Gelar Tasyakuran Sekretariat FMC Berjalan Lancar Dan Khidmat, Ketua FMC “Lalankan Tupoksi Media Dengan Benar.

30 May 2025 - 13:53 WIB

Sudah Naik Berita, Apa Lagi? Kalimat yang Menampar Nalar, Mengubur Etika..!!!

28 May 2025 - 13:43 WIB

Trending on Uncategorized