Menu

Mode Gelap
Kursi KSB APDESI: Antara Amanah dan Tantangan Bongkar Pejabat Pemkab Tangerang yang Lalai: Digaji Uang Rakyat, Kerja Bobrok, Pilih Vendor Asal Jadi, Pelaksana Asal Ngoceh Temuan Lagi Nih, Pak Bupati: Jalan Paving Block Mulus Dihotmix, Jalan Rusak Dibiarkan — Kecamatan Cuma Jadi “Penonton”! Investigasi Tajam: Hotelisasi Boros Rp10 Miliar, Intimidasi Pers, Blokir Wartawan, dan Proyek Asal Jadi – Bupati Tangerang Harus Angkat Bicara Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, Warga Desa Saga Kompak Gelar Acara Meriah di Stadion Mini Balaraja Wartawan Diintimidasi, Kabid SD Blokir Nomor, Proyek Amburadul: Publik Desak Bupati Bongkar Pejabat Bobrok di Kabupaten Tangerang!

Uncategorized

APBD Terbakar untuk 16 Orang, 90.000 Perusahaan Lokal Susah Diakses Lokernya: Kritik Tajam ke Disnaker Kabupaten Tangerang

badge-check


					Foto. Dok. (IST) Perbesar

Foto. Dok. (IST)

Mantv7.id | Kabupaten Tangerang — Publik dibuat geleng-geleng kepala. APBD rakyat habis untuk membiayai 16 orang pelatihan ke Jepang, sementara ribuan warga lokal tetap kesulitan mendapatkan pekerjaan di daerahnya sendiri. Ironi ini seolah menertawakan akal sehat. Sekretaris Disnaker, membuka acara dengan senyum manis. Sayangnya, senyum itu tak menutupi fakta pahit: uang rakyat ludes untuk segelintir orang, sedangkan 90.000 perusahaan lokal seperti dikurung tembok ketat lowongan kerja nyaris tak bisa ditembus. Kabid Penempatan, menyebut ini sebagai “perlindungan calon pekerja migran”. Publik menatap tajam: apakah ini benar perlindungan, atau sekadar alibi untuk menghabiskan APBD tanpa menyentuh mayoritas warga? Vendor yang hadir pun ikut tersorot karena dugaan penunjukan langsung. Publik menuntut bukti kontrak, MoU, dan pembayaran. Jangan sampai janji manis dijadikan tirai asap menutupi pemborosan nyata.

Foto. Dok. (IST)

Dengan 90.000 perusahaan terdaftar, peluang kerja seharusnya melimpah. Realitanya? Lowongan mahal, sulit diakses, dan dikuasai oknum atau outsourcing. Disnaker diduga lalai menjalankan tupoksi memberdayakan tenaga kerja lokal. Dugaan maladministrasi semakin nyata: APBD habis untuk 16 orang, ratusan UMKM dan warga lokal menunggu di luar gerbang kesempatan.

Fungsi pengawasan internal seperti Inspektorat dan Seksi Pengembangan SDM juga dicermati. Kalau mereka cuma duduk diam, siapa yang akan menegur pemborosan ini? Atau mungkin mereka ikut “menikmati tontonan”?

Foto Donny Putra T. S.H., aktivis Sosial – Lingkungan juga selaku pengurus Law Firm Hefi Sanjaya And Partners. (Foto: Mantv7.id)

Donny Putra, S.H., aktivis hukum dari Law Firm Hefi Sanjaya & Partners, menegaskan: “APBD dipakai tanpa akuntabilitas jelas. ASN wajib mempertanggungjawabkan setiap rupiah rakyat. Ini kritik edukatif, sekaligus peringatan keras.”

Foto Buyung, pengurus YLPK PERARI DPD Banten, aktivis lingkungan dan sosial. (Foto: IST. Mantv7.id).

Buyung E., Humas YLPK PERARI DPD Banten, menambahkan: “Rakyat harus bersuara. APBD seharusnya menyentuh mayoritas, bukan 16 orang. Dominasi outsourcing harus dihentikan sebelum menjerat masa depan tenaga kerja lokal.”

Ustad Ahmad Rustam menegaskan perspektif Islami: “Uang rakyat adalah amanah Allah. Mengabaikan kesejahteraan warga demi program seremonial adalah dosa sosial. ASN wajib menjaga hati, nurani, dan amanah jabatan.”

Biaya pelatihan per peserta puluhan juta rupiah. Dengan anggaran itu, 50 UMKM baru atau pelatihan 200 warga lokal bisa dijalankan. Ironi pahit: APBD “terbang ke Jepang”. Seleksi peserta juga penuh tanda tanya; tanpa transparansi skor, kriteria, dan berita acara, dugaan nepotisme dan kolusi tak bisa dielakkan.

Dominasi outsourcing di 90.000 perusahaan lokal makin menyulitkan warga. Biaya pendaftaran tinggi, informasi tertutup, dan lowongan dikuasai oknum. Disnaker diduga abai menjalankan tupoksi memberdayakan tenaga kerja lokal.

Kolase foto logo YLPK-PERARI & MANtv7. (Foto: MANtv7.id)

YLPK PERARI dan Redaksi Mantv7.id menyeru aktivis, LSM, kontrol sosial, pemerhati, dan warga nasionalis: mari sama-sama kita pantau penggunaan APBD, dorong audit transparan, dan pastikan ASN menjalankan amanah dengan etika dan ketegasan.

Kasus ini memperlihatkan ironi APBD: 16 orang dibantu, 90.000 perusahaan lokal diabaikan, lowongan mahal dan dikuasai oknum. Dugaan pemborosan dan maladministrasi menimbulkan keresahan warga.

Rakyat berhak menuntut ASN bertindak dengan hati nurani, amanah, dan tegas. Jangan biarkan APBD menjadi alat seremonial yang hanya menghibur segelintir orang.

REDAKSI | OIM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, Warga Desa Saga Kompak Gelar Acara Meriah di Stadion Mini Balaraja

14 September 2025 - 15:12 WIB

Cinta Abadi Bu Mawar: 20 Tahun Setia ‘Curhat’ di Pusara Suami, Kisah Romeo & Juliet Dari Kabupaten Tangerang

12 September 2025 - 23:12 WIB

Warisan PR Menumpuk, Camat Baru Kresek Digempur Sorotan Publik

10 September 2025 - 01:12 WIB

Skandal Dugaan Ketidaksesuaian, Kabid DTRB Bungkam?

3 September 2025 - 11:23 WIB

RAKYAT VS POLISI ,DPR NYA TUMPANG KAKI SAMBIL NGUPI ,BARRACUDA DIBELI DARI UANG RAKYAT, TAPI MALAH MELINDAS RAKYAT !

29 Agustus 2025 - 08:45 WIB

Trending di Ekonomi