Menu

Dark Mode
Barisan Muda Rano Alfat (BMR) Jayanti Peringati 10 Muharram 1447 H dengan Menyantuni 103 Anak Yatim Sampah Bisa Dipungut, Tapi Mental Pencitraan Sulit Dibersihkan: Jalan Raya dan Fly Over Jadi TPS, UPTD 2 DLHK Balaraja Harus Hadir Sebelum Kamera Menyorot Banjir di Dusun Suka Damai: Musibah Alam atau Musibah Akal Sehat? LMPI Sukamulya Gelar Santunan Anak Yatim di Tengah Deklarasi Struktur Baru: Wujud Nyata Kepedulian, Bukan Sekadar Seremoni Jangan Seret Nama Masjid untuk Menutupi Aib Lama Exs Terminal Sentiong: Bangkitkan Kejujuran, Bukan Provokasi Demi Kepentingan Tuan Dalang Camat Jambe Jual Mimpi Tol & Kereta, Tapi Bungkam Saat Warga Tanya Proyek Paving Rp149 Juta: Aktivis Dan YPPK PERARI Desak BPK Dan Inspektorat Turun Tangan Serta Audit Semuanya

Daerah

Jangan Seret Nama Masjid untuk Menutupi Aib Lama Exs Terminal Sentiong: Bangkitkan Kejujuran, Bukan Provokasi Demi Kepentingan Tuan Dalang

badge-check


					Ilustrasi gambar seorang jurnalis dalam genggaman si Tuan Dalang. (Foto: IST. Mantv7.id) Perbesar

Ilustrasi gambar seorang jurnalis dalam genggaman si Tuan Dalang. (Foto: IST. Mantv7.id)

Mantv7.id | Balaraja – Ada yang terasa janggal dari pemberitaan yang beredar belakangan ini. Salah satu media lokal memuat narasi seolah-olah Pemerintah Desa Tobat telah membongkar sebuah masjid secara sepihak, tanpa musyawarah, hingga menimbulkan kesan umat terluka. Tapi mari kita tarik napas sejenak dan buka mata: benarkah demikian adanya? Atau ini hanya konflik lama yang dibungkus ulang dengan selubung kesalehan? Karena jika publik mau jujur, kita semua tahu: eks Terminal Sentiong bukanlah kawasan suci. Lokasi itu maaf sejak lama dikenal sebagai titik lemah moral. Di sana titik kumpul para pemabuk, tempat transaksi remang-remang, dan dentuman musik yang lebih nyaring daripada azan. Bahkan mushola kecil yang kini disebut-sebut sebagai “masjid” itu berdiri di tengah tumpukan sampah dan dikepung aktivitas yang jauh dari nilai-nilai ibadah.

Dan perlu ditegaskan secara hukum: tanah itu memang merupakan aset sah milik Desa Tobat, yang telah berkekuatan hukum tetap (inkrah). Berdasarkan hasil mediasi di Pengadilan Negeri Tangerang, status hibah tanah bengkok tersebut telah dialihkan sepenuhnya. Maka, ketika sudah menjadi milik desa, kuasa penuh untuk peruntukannya pun sah berada di tangan Pemerintah Desa Tobat.

Foto alat berat sedang merubuhkan bangunan Mushola yang didirikan diatas tanah Desa Tobat, dikarenakan dilokasi tersebut akan di bangun kantor Desa Tobat yang baru. (Foto: IST. Mantv7.id)

Kini, ketika Pemerintah Desa Tobat menata ulang kawasan tersebut untuk membangun kantor desa yang baru dan lebih layak, kenapa justru diserang? Siapa sebenarnya yang terusik oleh penataan?

Foto aktivis kerohanian Kabupaten Tangerang asal Balaraja, Ustad Ahmad Rustam. (Foto: Mantv7.id)

Ustad Ahmad Rustam, warga asli Balaraja, pengurus MUI, dan aktivis kerohanian yang aktif di lapangan, menyentil keras narasi yang menurutnya justru menyesatkan umat.

“Itu bukan masjid. Itu mushola kecil yang berdiri di tengah lingkungan kotor. Sudah lama kami prihatin, tapi tak ada yang peduli. Sekarang, saat dibongkar untuk dibangun Kantor Desa yang lebih baik, justru dijadikan isu agama. Jangan nista nama masjid hanya demi menggiring emosi publik.”

Beliau menegaskan, agama tidak boleh dijual untuk drama. Yang layak diperjuangkan bukan sekadar bangunan, tapi kesucian tempat dan niatnya. Mushola di tengah prostitusi bukan simbol kebanggaan umat, tapi cermin bahwa kita terlalu lama membiarkan yang mungkar tanpa suara.

Masalahnya bukan hanya pada tulisannya, tapi siapa yang menulis dan untuk kepentingan siapa. Tak sedikit oknum di dunia pers yang gemar membuat headline dramatis demi klik, rating, atau bahkan demi pesanan. Kita semua tahu, tulisan yang katanya “dari nurani” kadang justru diketik atas dasar bisikan sponsor.

Logo YLPK PERARI (Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Perjuangan Anak Negeri) Tidak akan ada perdamaian tanpa adanya keadilan. (Foto: Mantv7.id)

Mulyana Al Ikhlasi, Humas YLPK Perari DPD Banten, angkat bicara:

“Kalau mereka benar peduli masjid, di mana mereka saat tempat itu dikelilingi mabuk-mabukan? Kenapa baru ribut sekarang? Kami tidak anti kritik, tapi kami muak dengan kemunafikan. Jika ada wartawan yang menulis demi kepentingan tertentu, bukan demi kebenaran, itu adalah pengkhianatan profesi.”

Ia juga menegaskan bahwa media seharusnya menjadi penjaga nurani publik, bukan corong pesanan tuan dalang. Bila ada wartawan yang menyalahgunakan profesi demi kepentingan bayaran, maka pimpinan redaksi wajib bersikap tegas atau ikut menanggung dosanya.

YLPK Perari dan para aktivis kerohanian mengajak masyarakat Balaraja untuk buka mata dan hati, serta tidak mudah terpancing oleh pemberitaan yang menggiring opini tanpa dasar. “Tandai dan abaikan media yang memutarbalikkan fakta demi kepentingan orderan tuan dalang. Jangan biarkan agama dijadikan alat propaganda,” lanjut Mulyana.

Kita semua akan mati. Dan sebelum mati, kita akan mempertanggungjawabkan setiap kalimat yang kita tulis, setiap narasi yang kita sebarkan. Jangan bawa-bawa nama masjid untuk menutupi aib lama. Jangan lempar nama Allah hanya demi menolak pembangunan yang niatnya baik.

Pemerintah Desa Tobat sedang membangun kantor desa yang baru. Akan ada ruang yang lebih layak bukan bangunan seadanya yang selama ini dikepung maksiat. Biarkan niat baik berjalan. Biarkan kebenaran diberi ruang.

Dan bagi mereka yang masih gemar bermain narasi pakai jubah agama, ingatlah: “Allah tidak butuh bangunan mewah. Tapi Allah butuh keikhlasanmu saat menulis, saat berbicara, dan saat menilai.”

Wallahu a’lam. Kami tidak takut pada opini. Kami hanya takut pada hisab.

REDAKSI | Mantv7.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Sampah Bisa Dipungut, Tapi Mental Pencitraan Sulit Dibersihkan: Jalan Raya dan Fly Over Jadi TPS, UPTD 2 DLHK Balaraja Harus Hadir Sebelum Kamera Menyorot

6 July 2025 - 09:53 WIB

Banjir di Dusun Suka Damai: Musibah Alam atau Musibah Akal Sehat?

6 July 2025 - 07:53 WIB

LMPI Sukamulya Gelar Santunan Anak Yatim di Tengah Deklarasi Struktur Baru: Wujud Nyata Kepedulian, Bukan Sekadar Seremoni

6 July 2025 - 05:42 WIB

Camat Jambe Jual Mimpi Tol & Kereta, Tapi Bungkam Saat Warga Tanya Proyek Paving Rp149 Juta: Aktivis Dan YPPK PERARI Desak BPK Dan Inspektorat Turun Tangan Serta Audit Semuanya

5 July 2025 - 11:44 WIB

Dibayar Murah, Tanpa Kontrak, Lalu Kesurupan Massal: Buruh Tumbang, PT Marta Berdikari Nusantara Bungkam, Pemerintah Cuma Diam

5 July 2025 - 10:33 WIB

Trending on Daerah