Mantv7.id-Jakarta-Menghindari hiruk pikuk dan tumpang tindih penanganan perkara, Kejaksaan Agung mendahulukan institusi terkait untuk mengusut secara tuntas kasus pagar laut yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang, Banten.
Apalagi Tim penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri sudah mulai memeriksa saksi kasus dugaan pemalsuan dokumen untuk penerbitan SHGB-SHM di areal pagar laut. Selain menggeledah dan menyita sejumlah barang-bukti di tiga lokasi di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji.
Karena sebelum bermuara ke pengadilan, pastinya berkas perkara nanti akan diserahkan Tim penyidik kepada jaksa lebih dulu untuk diteliti kelengkapannya baik formil maupun materiil,” tutur Kapuspenkum Kejaksaan Agung Harli Siregar kepada Derapperistiwa.id Rabu (12/02/2025).
Namun Harli menyatakan belum mendapatkan informasi apakah Dirtipidum Polri sudah mengirimkan surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP) kasus dugaan pemalsuan dokumen tersebut kepada Kejaksaan Agung melalui bidang Pidana Umum (Pidum)
Nanti saya akan cek ke teman-teman di Pidum. Apakah sudah menerima atau belum. Karena jika sudah terima SPDP, tentu JAM Pidum akan menindaklanjuti dengan menunjuk para jaksa P-16 (jaksa peneliti) ” tuturnya.
Dia mengakui di tahap penyidikan terkait dengan penerbitan SHGB dan SHM tersebut bisa saja tim penyidik menemukan indikasi adanya korupsi berupa suap atau gratifikasi, selain pemalsuan dokumen.
Karena dari hasil mapping sudah diprediksi kasus yang sama-sama kita selidiki tidak jauh-jauh dari pemalsuan dokumen dan keterangan palsu. Selain dugaan suap atau gratifikasi dalam penerbitan SHGB dan SHM tersebut,” kata dia.
Harli menuturkan jika ditemukan adanya indikasi suap atau gratifikasi, maka terserah kepada penyidik. Apakah akan menyidik sendiri atau menyerahkan ke KPK atau Kejagung, itu terserah mereka,” ujarnya.
Seperti diketahui Kejaksaan Agung dalam kasus pagar laut juga turut mengusut. Namun masih dalam tahap penyelidikan dengan meminta Kades Kohod Arsin untuk memberikan buku letter C. “Tapi sampai sekarang belum diberikan,” tutur Harli.
Sementara Tim penyidik Dirtipidum Polri telah menggeledah dan menyita sejumlah barang-bukti di tiga lokasi setelah meningkatkan kasus terkait dugaan pemalsuan dokumen dalam penerbitan SHGB-SHM di areal pagar laut tersebut dari penyelidikan menjadi penyidikan.
Ketiga lokasi yang digeledah Tim penyidik pada Senin (10/02/2025) yaitu Kantor Desa Kohod, rumah pribadi Kepala Desa Kohod Arsin, dan rumah pribadi Sekretaris Desa Kohod Ujang Karta.
Dalam penggeledahan Tim penyidik menyita satu unit printer, satu unit layar monitor, keyboard, stempel Sekdes Kohod serta peralatan lain yang diduga digunakan untuk memalsukan dokumen berupa girik dan surat-surat lainnya.****
(red/sukirno)
